"Kedua pemimpin berkomitmen untuk memastikan stabilitas pasokan energi global", kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan dikutip dari Antara, Kamis, 10 Februari 2022.
Salman menekankan perlunya mempertahankan perjanjian pasokan OPEC+ demi menjaga keseimbangan dan stabilitas harga di pasar minyak.
Adapun OPEC+ sepakat pekan lalu untuk tetap pada kenaikan moderat dalam produksi minyaknya. Kelompok produsen minyak itu berjuang untuk memenuhi target guna membatasi lonjakan harga.
Harga minyak mentah global, yang telah reli sekitar 20 persen tahun ini, kemungkinan akan melampaui USD100 per barel, karena permintaan yang kuat.
Minyak mentah Brent, patokan internasional ditutup hampir satu persen lebih tinggi menjadi USD91,55 per barel. Harga minyak yang tinggi merupakan risiko bagi pemerintahan Biden menjelang pemilihan kongres pada November, dan rekan-rekan Demokratnya akan mempertahankan mayoritas tipis di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat AS.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan minggu ini pemerintah berkoordinasi dengan sekutu dan mitra termasuk tentang cara terbaik untuk berbagi cadangan energi jika Rusia mematikan keran gas melalui Ukraina.
"Itu adalah referensi yang jelas untuk potensi penghentian minyak dan gas alam setelah invasi apapun oleh Moskow," terangnya.
Terkait Yaman, Arab Saudi ingin ada resolusi politik di wilayah tersebut. Biden pun mengulangi komitmen AS untuk mendukung Arab Saudi dalam mempertahankan diri terhadap serangan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran.
Konflik di Yaman sebagian besar dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Houthi, yang menggulingkan pemerintah dari ibu kota Sanaa pada akhir 2014, memerangi sistem yang korup dan agresi asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id