Direktur Finance and Business Support PHE Huddi Dewanto mengatakan, pada 2017, PHE membukukan pendapatan usaha sebesar USD1.999 juta atau meningkat 130 persen dari realisasi 2016 sebesar USD1.533 juta. Laba bersih tercatat naik 131 persen dari USD191 juta menjadi USD251 juta.
"Semua ini akibat harga minyak yang membaik. Lalu, target operasi kita tercapai," kata Huddi, di Kantor PHE, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Jumat, 23 Maret 2018.
Sementara EBITDA naik 27 persen dari USD848 juta menjadi USD1.172 juta. Selain itu, Huddi menuturkan, PHE melakukan efisiensi di 2017 sebesar USD2 miliar. "Gambarannya sih baik, semuanya meningkat," imbuh dia.
Untuk 2018, lanjut Huddi, tantangan yang dihadapi PHE di 2018 adalah mempertahankan dan meningkatkan apa yang sudah diperoleh tahun lalu. Menurutnya Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018 lebih rendah dari tahun lalu.
Namun, lanjutnya, pihaknya tetap harus mempertahankan pendapatan, perolehan laba bersih, dan EBITDA yang masing-masing dalam pagu anggaran mencapai sebesar USD1.977 juta, USD211 juta, dan USD910 juta
"Tapi ini tantangan di 2018 untuk mempertahankan atau meningkatkan. Di RKAP lebih rendah targetnya. Secara natural kan produksi harus dipertahankan," ujar dia.
Menghadapi 2018, PHE telah menyusun program kerja untuk mencapai target kinerja 2018. Produksi minyak dan gas bumi di 2018 diharapkan dapat mencapai 70,41 MBOPD dan 771 MMSCFD atau lebih tinggi dari capaian di 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
