Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam kunjungannya menekankan pemenuhan kebutuhan warga akan listrik adalah hal utama. Sehingga hadirnya kapal MVPP Bolok 60 mw dianggap sebagai salah satu solusi untuk menambah kapasitas pasokan listrik di Kupang.
Baca: Presiden Jokowi Resmikan Kapal Listrik asal Turki
Terhitung seminggu sejak tiba di Kupang pada Jumat, 16 Desember 2016, MVPP Bolok 60 mw kini telah berhasil masuk sistem kelistrikan Kupang. Untuk tahap awal, tambahan daya yang dihasilkan yakni sebesar 20 mw. Jumlah ini akan terus meningkat dan ditargetkan akan beroperasi maksimal pada akhir bulan depan.
"Keberadaan MVPP Bolok 60 mw penting sebagai jembatan atau solusi untuk memenuhi kebutuhan sistem Timor. Secara pararel PLN juga tengah membangun sejumlah pembangkit seperti PLTU Timor 2 x 50 mw dan PLTMG 2 x 20 mw yang ditargetkan akan masuk sistem pada akhir 2018," tutur Direktur Utama PLN Sofyan Basir, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, (29/12/2016).
Baca: Kapal Listrik Mengatasi Kekurangan Daya
Sofyan menambahkan, pembangkit listrik terapung dianggap tepat mengingat Indonesia negara kepulauan dengan 17.000 pulau, maka pembangkit listrik di atas kapal yang dapat berpindah tempat dari satu pulau ke pulau lain paling cocok dengan Indonesia.
Sekadar informasi, MVPP Bolok adalah pembangkit listrik terapung kedua yang telah disewa oleh PLN dan dikontrak selama lima tahun. Dengan kekuatan 60 mw artinya dapat memenuhi sekitar 230 ribu pelanggan baru.
Hal ini penting mengingat pertumbuhan listrik di Wilayah Timor saat ini sebesar 12 persen. Selain itu, dengan adanya MVPP Bolok 60 mw, PLN berhasil menghemat Rp70 miliar per tahun. Adapun saat ini daya mampu untuk sistem wilayah Timor yakni sebesar 75 mw dengan beban puncak mencapai 70 mw.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News