Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengakui jika dirinya telah bertemu dengan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, Direktur Utama PGE Irfan Zaenuddin dan Menteri Rini Soemarno membicarakan terkait rencana akuisisi tersebut pada dua minggu lalu.
"Itu (rencana) dari Kementerian BUMN. Kemarin kami bertemu bersama-bersama. Bu Rini dengan Dirut PLN, Dirut Pertamina dan Dirut PGE. Kira-kira dua minggu lalu," kata Sofyan ditemui usai acara IIGCE 2016 di JCC, Jakarta (10/8/2016).
Akuisisi ini rencananya akan dilakukan pada tahun ini. Menurut dia, bila akuisisi ini dilaksanakan secepatnya, maka akan mampu meningkatkan kemampuan dalam mengeksplorasi sektor panas bumi.
"Kalau Pertamina dan PLN digabung memiliki PGE kan jauh lebih besar kemampuannya untuk eksplorasi. Kalau swasta kan berat, karena ada keterbatasan keuangan," jelas dia.
Kata Sofyan, selama 70 tahun PLN berdiri baru bisa memanfaatkan energi panas bumi sebesar 1.600 MW. Sedangkan pemerintah meminta untuk meningkatkan pengembangan energi panas bumi pada 2025 menjadi 7.300 MW. Dari hal itu pula, jadi landasan diperlukannya akusisi antara PLN dan PGE.
"PLN berdiri 70 tahun baru 1.600 MW, 10 tahun ke depan minta 7.000 MW. Jadi langkah apa yang paling mungkin agar kita bisa bergerak," ungkap dia.
Sementara itu, terkait dengan besaran anggaran yang akan dikeluarkan dalam akuisisi tersebut, Sofyan mengakui pihak PLN sudah memperhitungkannya. Hanya saja, belum bisa menyebutkannya.
"Jangan dibuka harganya dong. Cari (dana) ada. Kan kami punya kesempatan cari pinjaman masih besar," pungkas dia.
(HUS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
