"Untuk avtur kita sama-sama ketahui di awal 2019 dunia penerbangan kita secara frekuensi menurun," kata VP Pemasaran Aviasi Pertamina Eldi Hendry dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, 29 April 2019.
Pada tahun ini Pertamina mencatat konsumsi avtur turun 12,8 persen dibandingkan dengan rata-rata normal pada periode yang sama tahun lalu. Jika sebelumnya konsumsi bisa mencapai 15 ribu hingga 15.500 kiloliter (KL), kini konsumsi avtur hanya 13 ribu hingga 13.500 KL saja.
Pertamina meyakini konsumsi avtur akan meningkat karena kebutuhan penerbangan yang akan semakin tinggi pada Ramadan dan Idulfitri. Selama tahun ini rata-rata normal atau Daily Objective Throughput (DOT) adalah sebesar sebesar 13.414 KL.
"Tahun lalu kenaikannya lima persen, tahun ini normal kita 13.500 per day bisa naik delapan persen pada saat puncak hari raya nanti jadi sekitar 14.500-an. Kita prediksi puncaknya nanti naik sampai delapan persen dari kondisi normal," jelas dia.
Saat ini Pertamina memiliki stok avtur sebanyak 615.512 KL dapat memenuhi kebutuhan hingga tersedia 48 hari. Dengan produksi per hari sebanyak 13 ribu KL, maka Pertamina memastikan pasokan avtur menjelang Ramadan dan Idulfitri aman.
Sementara itu, VP Supply & Distribution Pertamina Fariz Aziz memastikan pasokan avtur bisa didapatkan dari dalam negeri tanpa impor. Pertamina mengandalkan Kilang Cilacap dan Kilang Balongan sebagai sumber pasokan avtur.
"Awal tahun kemarin kita sudah sangat minim, hampir enggak ada impor karena kilang kita sudah bisa produksi (avtur). Yang dominan sumbang (untuk avtur) ada Refinery Unit (RU) 4 Cilacap, setelah itu Refinery Unit 6," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
