"Harusnya satu atau dua bulan kelar lah. Sudah final stage kok," kata Direktur Utama Adaro Garibaldi Thohir, saat ditemui usai acara 10th Anniversary of Adaro IPO, di Jakarta, Senin malam, 16 Juli 2018.
Terkait manajemen, Boy, sapaan akrabnya, menuturkan pihaknya telah melakukan peralihan atau transisi supaya akuisisi berjalan mulus. Bahkan, dalam manajemen Adaro dan EMR Capital akan tetap memberdayakan karyawan-karyawan Rio Tinto.
"Kita engage dari jauh-jauh hari, teman-teman dari Rio Tinto kita pertahankan, kita tetap berdayakan, dan kita dukung," ucap dia. Sementara untuk direksi adalah gabungan antara Adaro dan EMR Capital.
Boy menjelaskan, dalam akuisisi tambang Rio Tinto, Adaro tidak sendirian melainkan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan EMR Capital yang merupakan ekuitas dari Amerika Serikat. Dengan kondisi itu direksi merupakan gabungan dari dua perusahaan.
Adapun porsinya, lanjut Boy, adalah 51 untuk EMR Capital dan 49 untuk Adaro. "Berdua, EMR sama Adaro. Kan kita joint venture. Porsinya 51:49, 51-nya EMR," jelas dia. Seperti diketahui, besaran dana yang dikeluarkan Adaro dan EMR Capital untuk mengakuisisi saham tambang batu bara kokas (cooking coal) mencapai sebesar USD2,25 miliar.
Akuisisi tambang yang berlokasi di Queensland itu dilakukan Adaro untuk memenuhi target sebagai produsen batu bara kokas terbesar kelima di dunia. Adapun cadangan tambang Kestrel yang bisa dipasarkan sekitar 146 juta ton dan sumber daya sebesar 241 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
