Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Bambang mengatakan, tercampurnya air pada biosolar tersebut terjadi karena ada masalah pada pompa di kapal pengangkut FAME. Pertamina menduga pompa tersebut bermasalah sehingga tidak kedap air.
"FAME-nya bagus waktu diperiksa di kapal bagus. Waktu dibongkar ada air. Nah apakah pompanya pipanya bermasalah atau tidak kedap air, maka masuk lah air ke tangki kita. Jadi itu dari kapal," kata Achmad Bambang, saat ditemui di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Pria yang kerap disapa Abe ini menjelaskan, terjadi penambahan volume FAME saat pembongkaran ke tangki di Terminal BBM (TBBM) Plumpang. Volume FAME di dalam kapal sejumlah 5.400 kiloliter (kl). Kemudian dipindahkan ke tangki sebanyak 3.000 kl. Yang membuat aneh adalah, pengurangan tersebut tidak membuat volume berkurang justru bertambah. Hal ini yang memunculkan dugaan FAME tercampur oleh air.
"Gini, kan muatan kapalnya 5.400 kl. Kalau saya sudah bongkar 3.000 lebih kan mestinya di sana tinggal 1.400-an. Ini dihentikan karena ada pengaduan, tetapi di sana dicek isinya kapal masih 3.000-an. Padahal saya sudah terima 3.000-an," jelas dia.
Abe yang saat ini sudah diangkat menjadi Wakil Direktur Utama Pertamina berharap kasus ini bisa selesai dengan cepat sehingga bisa mencampurkan biosolar dan dapat mendistribusikan biosolar lagi ke masyarakat.
"Kalau pekan ini Insya Allah sudah," ujar dia.
Namun demikian, penyelesaian kasus ini diserahkan sepenuhnya di tangan polisi. Saat ini diakuinya masih ada garis polisi yang mengitari tangki biosolar di TBBM Plumpang.
"Begitu air bersih jalan. Solar murni sampai police line selesai. Begitu dicabut dan bersih campur lagi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
