Ada banyak faktor yang membuat Rizal mengusulkan pengembangan kilang LNG menggunakan fasilitas pipanisasi. Pertama pebangunan kilang LNG dengan fasilitas pipanisasi ini lebih murah dibandingkan fasilitas floating.
"Kalau bangun pipa, bisa lebih murah. Pipanya itu kita bikin 600 KM. Jadi dari lokasi ditemukannya gas, kita bangun pipa ke Aru," ujar dia di Jakarta, Senin (21/9/2015)
Kedua, lanjut dia, pembangunan fasilitas pipanisasi akan bermanfaat bagi pengembangan wilayah Pulau Aru. Rizal menginginkan Pulau Aru akan seperti Balikpapan, dimana karena adanya pengembangan wilayah blok migas akan berdampak pada kemajuan daerah sekitarnya pun maju.
"Dalam 10 tahun kita akan bikin kota, yang mungkin lebih besar dari Balikpapan. Balikpapan kan dulu gara-gara ada Blok Mahakam, ada Total dan ditemukan gas akhirnya kotanya berkembang. Kalau kita bangun pipa sampai ke Pulau Aru, pada dasarnya kita akan bangun kota dalam 10 tahun mungkin sebesar Balikpapan," jelas dia.
Ketiga, dengan fasilitas pipanisasi atau pembangunan kilang di darat (onshore) akan menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak untuk daerah sekitar.
Kemudian, keempat terkait local content, Rizal menjelaskan dengan adanya fasilitas pipa sepanjang 600 Kilometer (km), industri downstream akan lebih maju.
"Industri kita juga bakal hidup. Belum pembangunannya, belum nanti industri downstreamnya yaitu petrochemical, yaitu pabrik pupuk," ungkap dia.
Rizal mengatakan, Blok yang diperkirakan beroperasi pada 2024 tersebut, memiliki banyak kandungan gas, potensinya mencapai 10,7 triliun cubic feet (TCF). Karena itu ada rencana membangun infrastruktur pengolahan gas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
