Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan butuh waktu dua hingga tiga tahun untuk menuju greendiesel. Jonan pun menyatakan pihaknya telah melakukan hitung-hitungan awal mengenai harga keekonomian produk greendiesel.
"Kita sudah hitung harganya berapa kalau diterapkan saat ini. Kurang lebih kalau itu dijual kira-kira Rp14 ribu per liter," kata Jonan di Energi Building, Jakarta Selatan, Selasa, 2 April 2019.
Harga tersebut tentu masih terbilang mahal. Mantan Menteri Perhubungan ini mengatakan produk greenfuel dengan harga tersebut kemungkinan hanya bisa ditujukan untuk pelanggan Pertamina Dex yang harganya juga mahal.
Dirinya pun mengakui hal tersebut tidak bisa didiamkan. Sebab, pemerintah selain bertujuan untuk menciptakan energi ramah lingkungan, juga ingin memastikan harga keekonomian yang berlaku tidak akan membebani masyarakat.
Oleh karenanya, pemerintah tentu akan mencari berbagai opsi untuk menurunkan harga produksi sehingga harga keekonomiannya bisa lebih murah dan terjangkau untuk masyarakat umum. Salah satunya dengan menghubungkan harga minyak sawit (CPO) dengan minyak mentah (crude). Termasuk juga untuk membicarakan dengan pengusaha sawit terkait adanya pematokan harga khusus untuk program ini.
Adapun untuk implementasi B100, tambah Jonan, dibutuhkan waktu kurang lebih dua hingga tiga tahun dari sekarang. Dia bilang saat ini dua kilang milik Pertamina tengah diuji coba untuk mengolah CPO untuk menjadi greenfuel. Dua kilang tersebut yakni Kilang Dumai dan Kilang Plaju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
