Anggota DEN Tumiran mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksikan akan terus tumbuh dari tahun ke tahun menjadikan alasan DEN untuk terus menambah target pembangunan listrik. Jika tidak menaruh target yang tinggi dalam pembangunan pembangkit listrik tersebut, diprediksi akan terjadi defisit listrik di 2025.
"Jika di 2025 tidak tercapai dikhawatirkan, berdasarkan pertumbuhan ekonomi, pasokan listirk akan terganggu," kata Tumiran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (23/1/2016).
Tumiran menjelaskan, DEN tetap menaruh target 35.000 MW pada 2019 meskipun pemerintah pernah mengatakan pembangunan pembangkit listrik itu hanya bisa tercapai 20.000 MW di 2019. Bahkan, DEN juga menargetkan 115.000 MW harus sudah terpasang di 2025 sebagai kelanjutan dari proyek 35.000 MW.
"Jadi 35.000 MW, itu menjadi bagian dari target 2025 yang 115.000 MW. Waktu dalam sidang DEN sebelumnya adalah hasil evaluasi jadi bukan DEN yang menyatakan bahwa itu targetnya," jelas dia.
Tumiran melanjutkan, seperti pengalaman sebelumnya kebutuhan listrik akan naik tiap tahun. Jika kekurangan pasokan listrik hanya diatasi dengan sewa pembangkit diesel atau pembangkit terapung itu akan membebani masyarakat.
"Kalau selama ini kebutuhan demand meningkat pasokan kurang. Kalau dipaksa sewa diesel kalaupun sewa PTLG terapung cost mahal, cost mahal siapa yang menanggung? masyarakat (melalui biaya listrik)," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
