"Target 2019 itu 70 ribu mw. Kita akan nambah 19-20 ribu mw, kalau masih jalan 51 ribu mw. Kalau ekonomi bisa enam persen. Tapi kalau ekonomi jangan debat sama saya. Yang pasti sekarang 5,1 persen," kata Ignasius, ditemui di Gedung World Trade Center (WTC) 1, Jakarta, Kamis (8/12/2016).
Oleh karena itu, Jonan berharap PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bisa menambah target yang sudah dicanangkan sebesar 70 ribu mw di 2016. Sehingga kapasitas listrik di Indonesia semakin besar dan masyarakat pedalaman bisa merasakan adanya listrik.
"PLN sih maunya 77 ribu mw. Itu gampang ingatnya kayak es teler. Kalau tercukupi syukur. PLN mengatur kebutuhan listrik. Itu gardu induk," ujar dia.
Meski demikian, diakui Jonan, setelah listrik mengalir dengan baik, maka tantangan selanjutnya yang harus dihadapi adalah harga beli listrik itu sendiri.
"Sebab, PLN kan jualnya menggunakan konsumsi listrik besar yaitu industri dan lainnya sampai yang bawah, tapi barang ini harga jualnya sama, belinya yang lain," tutur pria yang pernah menjabat menjadi Dirut PT Kereta Api Indonesia.
Baca: Mayoritas Proyek Pembangkit Listrik 35.000 MW Bisa Beroperasi di 2019
Walaupun harga beli listrik menjadi masalah, sambung Jonan, tim gabungan dari Kementerian ESDM dan PLN akan segera mengatur harga jual listrik tersebut.
"Tim gabungan PLN dan ESDM akan yang mengatur. Dengan begitu bisa mengatur tarif (listrik) yang fair ada di publik," tutup mantan menteri perhubungan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
