Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjpto tidak menampik jika Pertamina menginginkan untuk investasi lebih awal yakni pada 2017, meskipun baru akan menjadi operator resmi pada 2018. Langkah ini diharapkan bisa terealiasi secara baik.
"Kalau dizinkan ya kami masuk, kalau secara legal ada dimereka ya kami minta melaksanakan," kata Dwi, ditemui ketika dirinya datang ke acara serah terima jabatan (sertijab) Menteri ESDM Arcandra Tahar, di Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, seperti diberitakan Kamis 28 Juli 2016.
Dwi Soetjipto menambahkan, apabila Pertamina bisa masuk lebih awal maka akan memperkecil risiko penurunan produksi pada 2018. Adapun jalan keluar dari hal ini adalah bagaimana bekerja sama dengan operator eksisting untuk memperkecil risiko dimaksud.
"Kita berharap 2017 bisa memulai investasi agar 2018 tidak terjadi penurunan yang tajam. Jalan keluarnya masih dikelola Total Indonesia itu, dan bisa dikerjasamakan dengan Total E&P," jelas dia.
Lebih lanjut, Dwi mengatakan, Pertamina telah menyiapkan sejumlah dana yakni sekitar USD2,5 miliar untuk investasi awal blok yang berada di Kalimantan Timur itu. Bahkan, dirinya mengklaim telah berkoordinasi terus dengan Total untuk masalah ini.
"Susah secara garis besar. Tapi tidak detail-detailnya itu desain kebutuhan. Sekarang tim melakukan pendetailan apa yang dibutuhkan segala macam. Dengan dana Pertamina," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
