Menteri ESDM, Sudirman Said, menjelaskan rumusan harga solar adalah harga dasar (harga minyak dunia dan kurs rupiah pada dolar) plus Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) lima persen dikurangi subsidi fixed sebesar Rp1.000 per liter.
"Jadi dengan patokan harga minyak dunia USD60 per barel dan kurs rupiah pada dolar Rp12.380 per USD, maka harga solar 1 Januari adalah harga dasar + 10%+5%-Rp1.000 = Rp7.250 per liter," terang Sudirman, saat pengumuman harga BBM baru, di Kementerian Koordinator Perekonomian, di Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (31/12/2014).
Sedangkan untuk premium di wilayah Jawa Madura dan Bali (Jamali), rumusan harganya adalah harga dasar + PPn 10% + PBBKB yang besarannya ditentukan oleh pemerintah daerah dengan nominal minimal 5% dan maksimal 10%.
"Harga premium baru Januari Rp7.600 per liter. Namun kedepannya harga akan berubah-berubah tergantung pada pemerintah daerah dalam menetapkan PBBKB-nya. Adanya batas bawah dan batas atas supaya kompetisi sehat," jelas Sudirman.
Sedangkan untuk harga premium di luar Jamali, lanjut Sudirman, rumusan harga adalah Harga dasar + PPN 10% + PBBKB 5% + biaya distribusi 2%. Sehingga harganya menjadi Rp7.600 per liter.
"Di luar Jamali kami anggap adalah wilayah penugasan. Nantinya makin ke depan, harganya akan kami adjust," beber Sudirman.
Adapun dengan rumusan baru tersebut, maka per 1 Januari 2015 harga premium menjadi Rp7.600 per liter, solar Rp7.250 per liter dan minyak tanah (kerosin) Rp2.500 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
