Vice President Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menyatakan kesiapan Pertamina untuk masa transisi mulai 1 Januari 2016. "1 Januari 2016 kita berharap, kita sudah bisa masuk masa transisi," ungkap Wianda kepada Metrotvnews.com, di Jakarta, Jumat (19/6/2015).
Ia menjelaskan, transisi tersebut nantinya akan dibuka secara langsung. Ibaratnya, pertukaran data bisa dilakukan, kemudian hal-hal dari sisi pengadaan harus diadakan. Dengan demikian, diharapkan Pertamina sebagai operator Blok Mahakam sudah mengerti aspek-aspek kebutuhan barang dan jasa seperti apa yang dibutuhkan.
"Kemudian kita juga harus tahu jenis-jenis barang dan jasa yang perlu diadakan untuk melakukan pekerjaan di blok tersebut. Kenapa? Kan dari proses pengadaan ini membutuhkan waktu," jelas dia.
Pada intinya, tambah dia, masa transisi tersebut dilakukan agar produksi di blok ini tidak mengalami gangguan akibat pergantian operator. Ia juga menyebutkan selama masa transisi ini, Pertamina lebih fokus menyiapkan hal-hal teknis untuk maintain product.
"Karena kita butuh tahu apa saja yang kita lakukan untuk maintain production. Lebih kepada yang teknis-teknis. Jadi clear kita butuhkan koordinasi data-data awal supaya kita melakukan pengelolaan blok tersebut dengan maksimal," cetus dia.
Sementara untuk para pekerja Blok Mahakam, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto pernah mengatakan telah bertemu sebelumnya dengan Serikat Pegawai Nasional Total Indonesia (SPNTI) pada 9 Juni 2015.
Dalam pertemuan tersebut, Dwi menyanggupi kesiapan Pertamina menjadi operator pasca kontrak kerja ini berakhir dan siap untuk mentransformasikan Sumber Daya Manusia (SDM) sebelumnya untuk bergabung dengan Pertamina.
"Pertamina sudah menyampaikan kebijakan Pertamina nantinya pascakontrak berakhir. Pertamina jadi operator Pertamina akan mentransformasikan SDM yang bersedia bergabung dengan Pertamina," kata Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
