Pembangunan tersebut juga bukan tanpa hambatan. Menteri ESDM, Sudirman Said, mengakui setidaknya ada delapan kendala yang bisa menjadi batu sandungan rencana pemerintahan Jokowi untuk merealisasikan megaproyek tersebut dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
"Delapan kendala besarnya meliputi persoalan tanah, koordinasi, perizinan, negosiasi tarif sampai kemampuan kontraktor. Lalu apa kita punya pilihan lain?" ungkap Sudirman, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (22/1/2015).
Lebih jauh dia menjelaskan, jika Indonesia ingin mengecap pertumbuhan ekonomi lima persen sampai enam persen, maka penambahan kapasitas listrik menjadi 7,5 persen. "Jadi tambahnya 1,5 persen. Sebab kalau sudah pasang listrik, maunya beli kulkas, segala peralatan elektronik lain," papar dia.
Dalam lima tahun ke depan, Sudirman menyebut, rencana pembangunan pembangkit listrik ditargetkan 42 ribu MW. Namun pemerintah dan PT PLN sepakat, bahwa perusahaan pelat merah ini hanya akan membangun 10 ribu MW.
"Sedangkan 25 ribu MW kita akan bagikan ke IPP atau swasta. PLN akan fokus ke transmisi dan distribusi serta memperkuat basis yang sudah ada," tutur dia.
Dia menambahkan, untuk merealisasikan proyek 35 ribu MW ini banyak kalangan yang merasa pesimistis target tersebut bakal bisa diselesaikan hingga 2019.
"Hampir semua pihak pesimistis dengan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News