Menurut Statista, pasar Machine Learning (ML) di Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 1,36 miliar pada 2025. Pertumbuhan ML diproyeksikan dengan CAGR 32,11% antara 2025 dan 2031. Masih menurut Statista, pasar Generative AI di Indonesia diperkirakan mencapai USD 379,88 juta pada 2025. Pertumbuhan pasar Generative AI juga diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 36,99% dari 2025 hingga 2031.
Indonesia memasuki fase baru transformasi digital dengan hadirnya berbagai platform berbasis AI, salah satunya Hugency Academy, sebuah platform pelatihan yang dirancang untuk mempercepat adopsi AI di sektor kreatif, korporasi, hingga institusi pemerintah. Platform ini diprakarsai oleh tokoh media nasional Helmy Yahya, sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan SDM digital yang adaptif dan melek teknologi.
“AI tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang ekonomi. Siapa yang mampu menguasai AI lebih cepat, dia yang akan memimpin pasar. Jika dulu industri konten membutuhkan modal besar untuk peralatan produksi, hari ini cukup satu laptop dan teknologi AI,” ujar Helmy Yahya, Founder Hugency Academy Indonesia.
Menurut data dari Oliver Wyman, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-3 dunia dalam tingkat penggunaan AI. Adopsi Generative AI juga semakin meluas di dunia kerja, dengan sekitar 50% karyawan di Indonesia sudah menggunakan AI secara rutin dalam aktivitas profesional mereka, dan 21% di antaranya menggunakannya setiap hari.
Fenomena ini menunjukkan AI bukan lagi sekadar alat pendukung, melainkan sudah menjadi infrastruktur penting dalam ekonomi digital. AI mempercepat proses produksi konten, mengurangi biaya operasional, serta membuka peluang bisnis baru di sektor kreatif, pemasaran digital, pendidikan, hingga pemerintahan.
Namun, tingginya adopsi teknologi belum sepenuhnya diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia. Banyak kreator, perusahaan, maupun institusi publik masih menghadapi kesenjangan keterampilan AI, terutama dalam pemanfaatan teknologi untuk produksi konten audio-visual, storytelling digital, dan komunikasi strategis.
Potensi Besar Ekonomi Digital
Huga, Founder Hugency Academy, menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam ekonomi digital berbasis AI.“Saya melihat Indonesia sebagai lumbung potensi yang luar biasa. Dengan populasi besar, keberagaman budaya, serta jutaan cerita lokal yang belum terangkat, AI bisa menjadi jembatan agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen dan eksportir narasi digital dunia,” ujarnya.
Dalam konteks ekonomi digital, Hugency Academy tidak hanya memfokuskan diri pada pengajaran teknis, tetapi juga mendorong pemahaman strategis tentang bagaimana AI dapat meningkatkan nilai tambah industri kreatif dan sektor ekonomi lainnya. Program pembelajarannya berbasis praktik nyata, studi kasus lapangan, dan pelatihan komunikasi efektif dengan model AI.
Hugency Academy merupakan lini pendidikan dari Hugency yang berfokus pada pengembangan keterampilan AI untuk mendukung profesional, kreator, dan korporasi dalam meningkatkan produktivitas serta kualitas output di era ekonomi digital.
Dengan semakin luasnya adopsi AI, Indonesia memiliki peluang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digitalnya tidak hanya sebagai konsumen teknologi, tetapi juga sebagai pencipta nilai, inovator, dan pemain kunci di tingkat global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
