"Dilihat dari kemajuan Bank Jatim sampai saat ini, bukan tidak mungkin aset di atas Rp100 triliun bisa dicapai lebih cepat yaitu pada 2022, dengan merangkul UMKM untuk menjadikan Bank Jatim sebagai salah satu sumber pembiayaan," ujarnya saat Jalan Sehat dalam rangka Dirgahayu Bank Jatim 57 Tahun di Surabaya dikutip dari Antara, Minggu, 19 Agustus 2018.
Soekarwo mengatakan alasan UMKM harus dirangkul oleh perbankan khususnya Bank Jatim yaitu jumlahnya tiap tahun meningkat.
"Pada 2006 dilakukan sensus, jumlah UMKM sebanyak 4,2 juta, kemudian meningkat pada 2012 ada sebanyak 6,8 juta. Selanjutnya, pada sensus 2016 meningkat lagi yaitu menjadi 9,59 juta UMKM di Jatim," katanya.
Pria yang akrab dipanggil Pakde Karwo ini mengatakan, keberadaan UMKM yang banyak juga berperan terhadap PDRB Jatim, dimana meningkat setiap tahunnya.
"Pada 2012, UMKM menyumbang hanya 54,98 persen, dan saat ini naik menjadi 57,2 persen terhadap PDRB. Oleh sebab itu, dengan melihat capaian pada 2017, menjadi kesempatan untuk biayai UMKM yaitu melalui potensi kredit," ujarnya.
Dia menjelaskan, ada sekitar Rp1,161 triliun yang menunggu landing kredit dari perbankan, dimana dari angka tersebut, landing kredit yang diberikan bank sekitar Rp52 triliun. Dengan peluang seperti itu, dirinya mengusulkan tiga hal yaitu Bank Jatim harus melakukan pembenahan sumber daya manusia (SDM), menggunakan informasi teknologi (IT) dan meningkatkan profesionalisme keuangan untuk meningkatkan kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
