Menguatnya IHSG disokong dari sentimen positif dari luar dan dalam negeri. Bahkan bursa regional menjadi katalis positiff bagi pergerakan IHSG.
"Kami perkirakan hari ini IHSG akan kembali menguat dengan adanya sentimen positif dari luar dan dalam negeri dan penguatan pada bursa regional," tutur Tim Analis Samuel Sekuritas Indonesia dalam hasil risetnya, Senin, 28 Oktober 2019.
Adapun pada pekan ini pasar harus memperhatikan rapat The Fed yang diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya di tahun ini.
Saat ini konsensus menunjukan bahwa 87 persen pelaku pasar memperkirakan ada penurunan suku bunga sebesar 25 bps. The Fed akan mengumumkan tingkat suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29-30 Oktober.
Selain itu dari kelanjutan perang dagang, Amerika Serikat (AS) akan kembali mengimpor sejumlah komoditas seperti unggas dan ikan lele dari Tiongkok. Sementara Tiongkok akan mencabut larangan unggas AS.
Pada pekan lalu, Bank Indonesia (BI) kembai memotong suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi lima persen. Akhir pekan lalu, kurs spot rupiah menguat 0,15 persen ke Rp 14.038 per USD.
Pada Jumat pekan lalu, bursa saham AS ditutup menguat. Indeks Dow Jones naik 0,57 persen, S&P 500 menguat 0,41 persen, dan Nasdaq naik 0,70 persen.
Sedangkan bursa saham Eropa cenderung flat, Euro Stoxx naik 0,091 persen dan FTSE minus 0,052 persen. Pada pagi hari ini, bursa saham Asia juga mengalami penguatan. Indeks Kospi naik 0,69 persen, Nikkei naik 0,35 persen, dan ASX naik 0,23 persen.
Mengutip laman RTI, gerak IHSG terpantau naik 11,129 poin atau setara 0,178 persen ke posisi 6.263.
IHSG sempat menyentuh level tertinggi di posisi 6.264 dan level terendah di 6.255. Sementara itu volume perdagangan saham tercatat sebanyak 2,5 miliar lembar senilai Rp608,4 miliar. Sebanyak 153 saham menguat, 77 saham melemah, 158 saham stagnan, dan terjadi 62.688 kali transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
