"Laba kami diperoleh dari Fee Based Income (FBI), penjualan aset, kenaikan transaksi surat berharga, dan juga ada yang dari kredit," tutur Direktur Utama BJB Ahmad Irfan, ditemui dalam acara Analyst Meeting, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (28/4/2016).
Laba tersebut diperoleh dari pendapatan bunga atau interest income sebesar Rp2,57 triliun yang tumbuh sebesar 13,9 persen dibandingkan posisi kuartal I-2015 sebesar Rp2,26 triliun. Sementara posisi biaya bunga atau interest expense naik 9,8 persen menjadi Rp1,16 triliun di kuartal I-2016, bila dibanding posisi Maret 2015 sebesar Rp1,06 triliun.
Mengikuti penguatan laba, posisi pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) berada di posisi Rp1,41 triliun, atau naik 17,4 persen bila dibanding akhir Maret 2015 sebesar Rp1,20 triliun.
Sementara itu, untuk pendapatan nonbunga atau fee based income (FBI) mengalami pertumbuhan sebesar 9,6 persen menjadi Rp96 miliar di akhir Maret 2016, jika dibanding posisi akhir Maret 2015 sebesar Rp88 miliar. Sedangkan biaya operasional (operating expense) naik 24,2 persen menjadi Rp932 miliar per 30 Maret 2016, dari posisi biaya di periode yang sama tahun sebelumnya Rp750 miliar.
Menurut Irfan, total aset perseroan tercatat meraup pertumbuhan sebesar 9,3 persen, dibandingkan posisi Rp87,55 triliun di kuartal I-2015 menjadi Rp95,71 triliun di akhir Maret 2016. Tingkat liabilitas dan ekuitas masing-masing menjadi Rp88,32 triliun dan Rp7,38 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
