"Kalau lihat posisi Juni 2016 nett Rp90 miliar. Jadi, kita proyeksi akhir tahun ini jadi Rp212 miliar. Kalau tahun-tahun berikutnya tumbuh sesuai pertumbuhan pembiayaan NPF (Non Performing Finance)," tutur Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso, ditemui di kantor pusat BRI, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Di sisi lain, Direktur Operasional BRI Syariah Wildan menambahkan, perseroan di tahun ini akan meraih kinerja positif. Dengan kinerja yang sudah positif di paruh pertama tahun ini, perseroan kembali akan meningkatkan target laba di 2017 menjadi Rp316 miliar.
"Untuk laba bersih di 2017 kita targetkan sebesar Rp316 miliar. Itu naik dibandingkan target tahun ini yang sebesar Rp212 miliar," jelas Wildan.
Menurut dia, ada tiga pilar yang mendukung target bisnis BRI Syariah di sepanjang 2016, yaitu bisnis umum, bisnis pertumbuhan, dan bisnis inovatif.
Bisnis umum meliputi retail kemitraan, pembiayaan komersial dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Bisnis pertumbuhan meliputi retail mikro, retail konsumer, dan kantor layanan Syariah di outlet BRI. Bisnis Inovatif meliputi e-banking, dan laku pandai.
Wildan menambahkan, selama tujuh tahun ke depan atau pada 2023, perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp1,43 triliun. "2020 sebesar Rp644 miliar, terus di 2021 Rp830 miliar, di 2022 sebesar Rp1,09 triliun, dan 2023 kita pasang angka Rp1,43 triliun," tutup Wildan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
