Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada keterbukaan informasi BEI, merosotnya laba perseroan karena penurunan pendapatan perusahaan.
Pada semester I-2019 ini perusahaan hanya mencatat pendapatan Rp9,71 triliun. Angka ini lebih rendah 13,38 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya Rp11,21 triliun.
Pendapatan tersebut terdiri dari perdagangan distribusi BBM sebanyak Rp6,8 triliun, perdagangan distribusi kimia dasar sebesar Rp2,29 triliun, bisnis logistik Rp372 miliar, kawasan industri Rp10 miliar, dan pendapatan lain-lain Rp226 miliar.
"Pendapatan dari trading dan distribusi juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia dan bahan kimia dasar. Kita bisa perhatikan kalau bahan kimia saat ini harganya sedang mengalami koreksi. Untuk ke depannya di semester kedua kami masih optimistis," kata Direktur AKR Corporindo Suresh Vembu kepada Medcom.id, Senin, 29 Juli 2019.
Seiring dengan penurunan pendapatan, perusahaan juga mencatat penurunan beban pokok pendapatan sebesar 14,62 persen dari Rp10,39 triliun menjadi Rp8,87 triliun.
Namun periode ini perusahaan mampu meraih laba atas selisih kurs sebesar Rp6,77 triliun. Padahal periode sebelumnya perusahaan mencatat kerugian atas seleish kurs sampai Rp16,6 triliun.
Dalam laporan keuangan itu juga menyampaikan, jumlah aset hingga akhir Juni 2019 sebanyak Rp19,04 persen turun tipis dari aset yang tercatat pada akhir Desember sebesar Rp19,94 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
