"Di 2017 akhir kita susun rencana IPO. Setelah ini jalan, di 2018 sudah bisa IPO," kata Indra, ditemui di kantor pusat BRI, Jakarta, Rabu (12/10/2016).
Walaupun sudah ada niatan untuk melepas sahamnya ke publik di dua tahun mendatang, Wildan masih belum bisa merinci dana segar yang bisa diperoleh perusahaan dari IPO.
Pasalnya, manajemen dalam beberapa bulan ke depan masih akan fokus dalam menghimpun dana dari penerbitan Sukuk. Dengan begitu memperkuat rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR).
"Masih belum kita hitung, karena kita masih fokus dalam penerbitan sukuk ini," tutur Direktur Operasional BRI Syariah Wildan.
BRI berencana menerbitkan Sukuk Mudharabah Subordinasi I dengan jumlah dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp1 triliun. Hal itu dilakukan demi mendukung pertumbuhan bisnis di masa mendatang.
Tujuan dari penerbitan Sukuk Mudharabah ini untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka menunjang kegiatan pengembangan usaha berupa penyaluran pembiayaan, dengan diperhitungkan sebagai modal pelengkap (Tier 2) serta peningkatan komposisi struktur perhimpunan dana jangka panjang.
Pada saat ini, Wildan menyebutkan, aset BRI Syariah telah mencapai Rp24,59 triliun per Juni 2016. Dengan total ekuitas dan liabilitas masing-masing sebesar Rp2,42 triliun, dan 22,51 triliun.
Pada periode yang sama, posisi pendapatan perseroan mencapai Rp1,29 triliun, laba usaha sebesar Rp136 miliar, dan laba bersih sebesar Rp90 miliar.
"Kalau aset kita sekarang kurang lebih Rp30 triliun," jelas Wildan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
