"Pertama, bagi lembaga keuangan. Agar dapat lebih mengefisienkan proses pemberian pinjaman sekaligus mampu menjaga portofolio fasilitas pinjaman, menekan angka indikator NPL (Non Performing Loan) dan meningkatkan pemberian fasilitas pinjaman yang semakin luas dan prudent," urai Direktur Utama PBK Ronald T Andi Kasim, ditemui di Gedung AD Premier, Jakarta, Senin (4/1/2016).
Kedua, bisa meningkatkan kesempatan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memperoleh fasilitas pinjaman dengan meminimalkan Informasi Asimetris.
"Kondisi dimana terdapatnya ketimpangan informasi antara kreditur dan debitur, nantinya melalui indikator Credit Score dari PBK (PEFINDO Score)," jelas Ronald.
Terakhir, Ronald mengakui, PBK bakal berguna untuk masyarakat pada umumnya. Sebagai contoh, secara berangsur-angsur literasi finansial dapat semakin membaik. Sehingga masyarakat dapat lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan rumah tangganya dari bulan ke bulan.
"Hal ini akan tercermin melalui Pefindo Score, semakin besar Pefindo Score maka akan semakin mudah untuk masyarakat mendapatkan fasilitas pinjaman bahkan dengan tingkat bunga yang lebih bersaing," tutup Ronald.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberi izin usaha PT Pefindo Biro Kredit (PBK) sebagai Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) atau Biro Kredit Swasta. Berbekal izin usaha yang dimiliki, PBK dapat melakukan kegiatan menghimpun dan mengolah data kredit dan data terkait lainnya.
"Izin usaha tersebut merupakan kelanjutan dari persetujuan prinsip pendirian LPIP yang telah diberikan pada 5 Agustus 2014," akui Ronald.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
