"Kami punya kapabilitas dalam pengelolaan alat berat, jadi ini sedikit kita geser saja alat berat masuk ke bidang mining services," ujar Benny dalam paparan publik Investor Summit 2018 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 28 Agustus 2018.
Masuknya perusahaan tercatat dengan kode PPRE ini dibidang konstruksi pertambangan bakal dikelola oleh anak perusahaan. Nilai kontrak baru coal hauling ini ditargetkan berkisar Rp1 triliun dengan durasi sekitar 3-5 tahun. Estimasi kontrak baru ini juga akan berkontribusi terhadap pendapatan perseroan sebesar Rp300 miliar hingga Rp350 miliar per tahun.
Menurut Benny, alat yang digunakan perusahaan untuk pengerjaan coal hauling atau pengangkutan batubara pada dasarnya sama dengan alat untuk pengerjaan bendungan dan pengerjaan jalan. Beberpa kontrak pun telah dijejaki terutama di kawasan potensial produk tambang seperti Pulau Kalimantan dan Sumatera agar bisa bersaing dengan dominasi perusahaan asing.
"Kalau kita bicara mining kontraktor di Indonesia saat ini, market masih dikuasai perusahaan privat dan asing," ujarnya.
Hingga 2018 PPRE berencana menambah 700 unit alat berat jenis dump truck melalui anggaran belanja modal. Jumlah alat berat lain seperti excavator dan bulldozer juga nantinya akan disesuaikan dengan tipe proyek yang akan dikerjakan.
"Capex dari alat infrastruktur yang sudah ada akan digeser sebagian ke mining, jadi penambahan baru sekitar 50 persen saja, angkanya Rp300 miliar-Rp400 miliar sampai dengan akhir 2018," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
