Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Haryajid Ramelan, dalam acara seminar hilangnya subsidi BBM dan pengaruhnya terhadap industri gas dalam kacamata pelaku pasar, di Bandung, Jumat (5/12/2014).
"Restrukturisasi berlarut dan lama dilakukan, maka kepercayaan investor akan berkurang. Dulu BUMI bagus, sekarang drop. Ini agak riskan membawa saham Bakrie yang lain. Satu motornya BUMI, kalau motornya jelek (BUMI), maka akan jelek," ujar dia.
Menurut Haryajid, banyak cara dalam membalikkan nama BUMI kembali ke arah positif. Tapi cukup sulit dilakukan karena investor telah melihat siapa orang di belakang grup Bakrie (Aburizal Bakrie).
"Saat ini belum terlihat impact yang positif bagi investor saham BUMI. Meski nama Bakrie kembali bagus, tapi mereka melihat orang yang di belakang grup Bakrie," tegasnya.
Dia menambahkan, sudah tidak ada kata optimisme lagi bagi grup Bakrie, lanjut Haryajid, sekarang sudah jauh kinerja positif yang didapatkan. Meskipun diganti manajemen sehebat apa pun, pasti orang melihat yang berada di belakang grup Bakrie (Aburizal Bakrie).
"Saya lihat usia dia udah 68 tahun, kalau usia itu sudah tidak bagus lagi, harus digenerasikan, jangan untuk beliau lagi (posisi utama grup Bakrie). Tapi memang investor kebanyakan melihat orang yang berada di belakang grup Bakrie," tutup Haryajid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
