Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo menyebutkan, terhadap USD, Rupiah terdepresiasi 3,90 persen atau 506,36 poin dengan rata-rata Rp13.500,32 per USD.
Begitu juga terhadap Dollar Australia, mata uang garuda terdepresiasi 1,48 persen atau 146,59 poin dengan rata-rata Rp10.081,47 per AUD. Demikian juga terhadap Euro, Rupiah terdepresiasi Rp1,62 persen atau 228,92 poin dengan rata-rata Rp14.382,97 per EUR.
"Sepenjang November, kurs Rupiah agak melemah," kata Sasmito di kantorya, Jakarta Pusat, Kamis (15/12/2016).
Sedangkan terhadap Yen Jepang, mata uang Garuda menguat 3,19 persen atau 3,97 poin dengan rata-rata Rp120,35 per Yen.
Dia nilang level tertinggi Rupiah berada di Kalimantan Utara Rp13.151,00 per USD. Sementara terendah di NTB Rp13.590,00 per USD. "Kalau punya uang dolar beli di Kaltara jual di NTB," tutur dia.
Sementara itu, pada Desember hingga minggu lalu pantauan BPS, Rupiah menguat terhadap semua kurs mata uang asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
