IHSG minus 30,85 poin menjadi 6.138 pada perdagangan Selasa, 1 Oktober 2019. Volume perdagangan sebesar 10,1 miliar lembar saham dengan nilai Rp5,2 triliun. Sebanyak 196 saham naik, 261 saham turun, dan 143 saham tak diperdagangkan. Sektor infrastruktur menjadi sektor yang paling memerah.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan adanya kabar bahwa Amerika Serikat (AS) akan membatasi investasi ke perusahaan Tiongkok membuat indeks hari ini diprediksi diperdagangkan di level support 6.130-6.149 dan resistance 6.192-6.216.
"IHSG diprediksi melemah. Secara teknikal mengindikasikan tren pelemahan masih akan berlanjut," kata Dennies, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019, seraya menambahkan selain diprediksi pergerakan indeks masih tertekan karena faktor eksternal investor, juga akan mengantisipasi data inflasi yang akan segera dirilis.
Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan Investor akan memerhatikan data inflasi yang dirilis di Eropa dan data indeks kinerja manufaktur Amerika Serikat. Dia mengatakan indeks akan bergerak pada kisaran support resistance 6.130-6.240.
Bloomberg melansir mata uang rupiah melemah 20,5 poin ke posisi Rp14.215 per USD. Yahoo Finance mencatat mata uang rupiah melemah 44 poin menjadi Rp14.215 per USD. Bank Indonesia merekam mata uang rupiah ke Rp14.196 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
