Analis Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ahmad Sujatmiko, mengatakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang berpengaruh pada inflasi, tapi dalam beberapa bulan ke depan tingkat inflasi akan lebih baik lagi. Sehingga ekonomi Indonesia bisa lebih membaik, khususnya nilai tukar Rupiah terhadap USD.
"Inflasi masih bisa diredam, sehingga enggak akan ada masalah lagi pada nilai Rupiah. Saya yakin Rupiah sebesar Rp11.500 di tahun ini," ujar Ahmad kepada Metrotvnews.com, Selasa (18/11/2014).
Dia menjelaskan, ada hal yang harus diantisipasi sebelum akhir tahun ini, sehingga nilai tukar masih bisa dijaga stabil, seperti pembayaran utang swasta dan pemerintah yang akan dibayar pada akhir tahun ini.
"Gejolak nilai tukar bisa dipengaruhi oleh pembayaran utang swasta dan pemerintah, karena pembayaran utangnya menggunakan dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu yang harus diantisipasi, agar Rupiah tetap terjaga sampai akhir tahun," ungkapnya.
Adapun level Rupiah dalam sepekan ini, Ahmad menegaskan, nilai tukar Rupiah masih bisa terjaga di level Rp11.900 per USD, dari posisi Rupiah yang ada saat ini masih menembus sebesar Rp12.000 per USD.
"Langkah-langkah yang tepat harus dilakukan pemerintah, seperti menaikkan harga BBM ini, yang berdampak baik bagi ekonomi nasional ke depannya," tutup Ahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
