Dalam konferensi pers, perusahaan juga menyampaikan penawaran harga saham IPO sekitar Rp270 sampai Rp300 per saham. Artinya bisa ditaksir dana segar yang diraih itu sekitar Rp90 miliar hingga Rp100 miliar.
Direktur Utama Trinitan Metals and Minerals Richard Tandiono mengatakan dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) dan modal kerja.
"Sekitar Rp40 miliar akan dipakai untuk investasi pada pilot project. Kemudian sebesar Rp30 miliar akan digunakan untuk investasi pada electrolysis," kata Richard, di Plasa UOB, Jakarta, Selasa, 3 September 2019.
Ia menjelaskan perusahaan berencana menaikan volume produksi smelter di Gunung Putri. Smelter itu memproduksi produk ekstraksi perak, nikel, timah putih, dan bismuth. "Kami akan terus meningkatkan nilai bahan tambang di Indonesia serta dapat melakukan pemurnian lebih banyak jenis mineral metal dan mineral kedepannya," ucap dia.
Bersamaan dengan aksi itu, perusahaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 333,33 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau setara dengan 33,33 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat penyertaan pendaftaran IPO.
Dalam gelaran IPO ini, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi saham. Adapun masa penawarannya mulai 23 September 2019 hingga 27 September 2019.
Sampai dengan akhir 2019, Trinitan Metals menargetkan pendapatan mencapai Rp700 miliar. Target tersebut meningkat dibandingkan dengan pendapatan perseroan pada tahun sebelumnya senilai Rp580 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
