"Kita lagi kaji lagi untuk kondisi terakhir. Kalau untuk sampai akhir tahun belum ada. Untuk tahun depan kita melihat ada sekitar 5-6 perusahaan," kata Direktur Penialian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, di Gedung BEI, SCBD Sudirman, Jakarta, Rabu, 13 Desember 2017.
Emiten yang berpotensi delisting dari bursa, kata Samsul, merupakan perusahaan yang sahamnya sejak dua tahun telah terkena suspensi dari bursa. Adapun potensi tersebut karena tidak ada itikad baik dari manajemen emiten ke bursa guna memperbaiki persoalan tersebut.
Meski demikian, Samsul enggan menyebutkan nama-nama emiten yang berpotensi bisa didepak dari papan bursa. "Memang yang paling repot ini laporan keuangan yang jadi tulang punggung informasi bagi investor. Kita berharap bisa penuhi dan baca POJK Nomor 33 karena di situ sanksinya cukup tegas," terang Samsul.
Jika emiten melakukan perbaikan, lanjut dia, maka bursa akan memikirkan ulang untuk tidak melakukan delisting. Dalam hal ini, BEI terus berupaya mendorong agar tiap emiten bisa menjalankan aturan yang sudah diberlakukan. "Kita lihat going concern. Kalau ada melakukan suatu perbaikan," kata dia.
Di sisi lain, BEI menyebut ada 36 perusahaan yang akan dan menjadi emiten hingga akhir tahun ini. Hingga 13 Desember 2017, sudah 33 perusahaan yang resmi melakukan IPO di pasar modal Indonesia. Sedangkan sepanjang 2016, ada ada 16 perusahaan yang melakukan IPO
Secara nilai jumlah perusahaan yang IPO di tahun ini lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu. Meski begitu, bursa masih menunggu tiga emiten lagi yang nilainya cukup baik. Adapun perusahaan yang IPO kebanyakan bergelut di sektor pembiayaan atau bisnis yang akan dijalankan hanya lewat modal atau utang saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
