Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Analis: Fundamental Kuat, Saham LPKR Diburu Investor Asing

Ade Hapsari Lestarini • 17 Februari 2020 15:44
Jakarta: PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat dalam tiga minggu terakhir masuk ke dalam daftar 10 saham yang paling diburu oleh investor asing.
 
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), LPKR masuk ke dalam daftar 10 saham paling diburu investor asing pada 30 Januari, 3 Februari, dan 13 Februari 2020. Terakhir pada 13 Februari 2020 lalu, LPKR menjadi saham kedua yang paling banyak diburu oleh investor asing setelah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan total pembelian mencapai 21,21 juta lembar pada harga Rp232 per lembar.
 
Pekan sebelumnya, yaitu pada 3 Februari 2020, LPKR bahkan sempat bertengger di posisi pertama sebagai saham yang paling diincar investor dengan pembelian mencapai 22,13 juta lembar saham.

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan kinerja positif LPKR sejalan dengan tren bisnis di sektor properti yang tumbuh positif. Apalagi dari sisi bunga juga saat ini masih kompetitif. Kemudian ekonomi secara makro menurutnya juga masih cukup baik.
 
"Dengan kepemilikan aset yang besar, juga struktur permodalan kuat, LPKR diyakini semakin mudah melakukan ekspansi bisnis," kata dia dalam hasil risetnya, Senin, 17 Februari 2020.
 
Tak hanya itu, LPKR juga dinilai lihai dalam membaca arah bisnis sekaligus mendapat dukungan dari berbagai mitra strategis. Dukungan konsumen properti atas berbagai inovasi perseroan menurutnya juga mendukung kinerja positif perseroan.
 
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menambahkan, secara keseluruhan bisnis LPKR memang fokus di bidang properti dan kesehatan. Bisnis properti dan kesehatan secara animo masih cukup baik.
 
Sektor kesehatan sendiri masih menarik karena segmen bisnis yang memang dibutuhkan oleh masyarakat. Kemudian, bisnis properti dan rumah sakit akan menghasilkan pendapatan berulang (recurring income). Dengan memperbesar recurring income perusahaan akan lebih stabil.
 
Aksi korporasi paling anyar LPKR yakni telah berhasil menyelesaikan tap issue senilai USD95 juta dari obligasi lima tahunnya saat ini senilai USD325 juta. CEO LPKR John Riady menyampaikan tap issue senilai USD95 juta tersebut, menawarkan imbal hasil 7,80 persen. Lebih rendah 32,5 bps dari obligasi yang diluncurkan pada Januari lalu.
 
"Nantinya, dana tap issue digunakan untuk membayar obligasi yang jatuh tempo pada 2022. Transaksi ini menunjukkan investor memiliki keyakinan pada posisi keuangan dan masa depan LPKR," ucap John.
 
Lippo Karawaci tidak akan memiliki utang besar yang akan jatuh tempo selama lima tahun ke depan sampai dengan 2025. Bahkan, dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas 21 persen, Lippo Karawaci memiliki leverage terendah di antara semua perusahaan real estat Indonesia.
Tap issue mendapat respons positif di kalangan investor dengan kelebihan permintaan dua kali dan kelebihan pesanan mencapai USD183 juta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan