Aksi net sell asing tersebut langsung ditanggapi oleh Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio. Menurut dia, aksi net sell asing tidak dipengaruhi oleh naiknya suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) di kisaran 0,50 persen dan 0,75 persen.
"Sudah di-restore (bursa), pasar modal naik mendahului naiknya perekonomian dan turun mendahului turunnya perekonomian atau revisi pasar modal selalu begitu kejadiannya (tidak terpengaruh The Fed)," kata Tito, ditemui dalam acara seminar dengan tema 'Diskusi Ekonomi, Politik dan Keamanan Dalam Negeri dalam Rangka Perencanaan Strategi Bisnis 2017' di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, SCBD Sudirman, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Keadaan pasar modal dalam negeri saat ini, diakui Tito, tergolong lebih baik, bila dibandingkan dengan negara lainnya. Sebagai contoh, indeks Thailand yang mengalami penyusutan hingga 28 persen secara year to date (ytd).
"Pertumbuhan IHSG masih nomor dua tertinggi bila dibanding bursa dunia lainnya," tutur Tito.
Tito mengaku, investor lebih mengkhawatirkan keadaan ekonomi Tiongkok ketimbang dampak kemenangan Donald Trump yang menjadi Presiden AS.
"Karena apa yang dilakukan Trumph mestinya AS therotically (secara teori) terima hal ini," tukas Tito.
Posisi saat ini, indeks berada di kisaran 5.256, atau turun 0,1 persen. Penurunan indeks saat ini masih membaik bila dibanding pembukaan perdagangan yang susut 26,67 poin atau setara 0,5 persen ke posisi 5.236.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
