"Harapannya, ini bisa menjadi salah satu alternatif energi baru terbarukan dalam rangka mencapai net zero emission pada 2060," ujar Erick melalui keterangan tertulis, Senin 5 September 2022.
Hal tersebut diungkap Erick saat berkunjung ke Belanda menyambangi Pondera Wind Farm. Perusahaan tersebut bakal menjadi mitra kerja Pertamina menyiapkan energi bersih.
"Indonesia terus mempersiapkan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan, salah satunya tenaga angin," kata Erick.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar. Khusus energi angin, Indonesia memiliki potensi sebesar 3-6m/det.
Baca: Cara Ganjar Genjot Transformasi Energi di Jateng |
Saat ini, pengembangan EBT mengacu kepada Perpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 sebesar 17 persen.
Rincian penggunaan energi bersih ialah dengan bahan bakar nabati 5 persen, panas bumi 5 persen, dan biomasa. Kemudian, energi nuklir, air, tenaga surya, dan angin 5 persen, serta batubara yang dicairkan 2 persen.
Pemerintah bakal menambah kapasitas terpasang pembangkit listrik mikro hidro menjadi 2,846 MW pada 2025. Kemudian, kapasitas terpasang biomasa 180 MW pada 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) 0,97 GW pada 2025, surya 0,87 GW pada 2024, dan nuklir 4,2 GW pada 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai 2025 diproyeksikan USD13,197 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
