"Per 24 Februari 2021, kami telah menyiapkan 144.016 ton pupuk bersubsidi di gudang-gudang lini III di Jawa Tengah, atau melebihi stok pupuk minimal yang ditentukan pemerintah sebanyak 68.292 ton," kata Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana, dikutip keterangan tertulis, Senin, 1 Maret 2021.
Adapun rincian dari stok pupuk bersubsidi tersebut adalah 69.935 ton pupuk urea, 32.372 ton pupuk NPK, 18.812 ton pupuk ZA, 15.578 ton pupuk SP 36, dan 7.322 ton pupuk organik.
Upaya penambahan pupuk bersubsidi ini mendapatkan apresiasi dari Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Dia berharap para petani bisa meningkat produktivitasnya.
"Dengan pupuk bersubsidi, kita berharap petani bisa meningkatkan produktivitas mereka. Jika produktivitas bisa ditingkatkan, maka ketahanan pangan akan terjaga," kata Syahrul.
Sementara itu Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Sarwo Edhy menegaskan, jika prinsip yang digunakan dalam pendistribusian pupuk bersubsidi adalah 6T atau 6 Tepat.
"Prinsip distribusi pupuk subsidi yang diterapkan adalah 6T alias 6 Tepat, yaitu tepat jenis, tepat mutu, tepat jumlah, tepat tempat, tepat waktu, tepat harga, dan tepat sasaran," kata Sarwo.
Ditambahkan Sarwo, pupuk bersubsidi tidak hanya diharapkan bisa berdampak pada peningkatan produktivitas. Tetapi juga meningkatkan produksi pangan dan komoditas pertanian, melindungi petani dari gejolak harga pupuk, mendorong penerapan pemupukan berimbang, dan juga memberikan jaminan ketersediaan pupuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News