Minyak Goreng. Foto : MI.
Minyak Goreng. Foto : MI.

BI: Kebijakan HET Minyak Goreng Sukses Bikin IHK Februari 2022 Deflasi

Husen Miftahudin • 02 Maret 2022 07:30
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menyatakan kebijakan pemerintah terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng guna menstabilisasi harga, sukses besar. Hal ini tercermin dari laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Februari 2022.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IHK Februari 2022 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen (mtm). Padahal bulan sebelumnya perkembangan harga tercatat masih inflasi sebesar 0,56 persen (mtm).
 
"Perkembangan ini bersumber dari deflasi pada kelompok volatile food serta penurunan inflasi inti dan kelompok administered prices," ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran persnya, dikutip Rabu, 2 Maret 2022.

Secara tahunan, jelas laporan BPS, inflasi IHK Februari 2022 tercatat sebesar 2,06 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,18 persen (yoy).
 
Adapun kelompok volatile food (komoditas pangan yang harganya bergejolak) pada Februari 2022 mencatat deflasi sebesar 1,50 persen (mtm). Angka ini berbalik arah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi sebesar 1,30 persen (mtm).
 
"Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas minyak goreng, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Hal ini seiring dengan implementasi kebijakan pemerintah terkait HET minyak goreng dan peningkatan produksi," paparnya.
 
Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 1,81 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 3,35 persen (yoy).
 
Sementara, kelompok administered prices (harga yang diatur pemerintah) pada Februari 2022 mencatat inflasi sebesar 0,18 Persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,38 persen (mtm).
 
"Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh deflasi angkutan udara seiring penurunan mobilitas udara," terang dia.
 
Perlambatan inflasi kelompok administered prices lebih lanjut tertahan oleh inflasi bahan bakar rumah tangga dan aneka rokok akibat dampak lanjutan penyesuaian harga LPG nonsubsidi dan kenaikan cukai tembakau.
 
Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 2,34 persen (yoy), melambat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,37 persen (yoy).
 
Sedangkan inflasi inti (komponen inflasi yang cenderung menetap) pada Februari 2022 tercatat sebesar 0,31 persen (mtm), menurun dari inflasi pada Januari 2022 sebesar 0,42 persen (mtm).
 
Penurunan inflasi inti tersebut sejalan dengan melandainya mobilitas masyarakat. Berdasarkan komoditasnya, penurunan inflasi inti terutama disumbang oleh komoditas sewa rumah dan mobil.
 
Secara tahunan, inflasi inti Februari 2022 tercatat sebesar 2,03 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,84 persen (yoy).
 
Erwin menekankan, inflasi inti tetap rendah di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat, stabilitas nilai tukar yang terjaga, dan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi.
 
"Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai dengan kisaran targetnya, yaitu tiga plus minus satu persen pada 2022," tutup Erwin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan