Festival Pacu Jalur adalah sebuah pesta rakyat dan perlombaan perahu dayung tradisional dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau.
Acara yang telah mengakar kuat dalam budaya masyarakat setempat ini mempertandingkan perahu-perahu panjang yang disebut "jalur" di aliran Sungai Kuantan. Tidak sekadar adu kecepatan, festival ini merupakan perpaduan antara olahraga, seni, dan nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, gotong royong, dan ketangkasan.
Secara harfiah, "pacu" berarti lomba atau adu kecepatan, dan "jalur" adalah perahu panjang yang terbuat dari sebatang pohon utuh, biasanya dari jenis kayu kempas, meranti, atau banio. Sebuah jalur dapat memiliki panjang antara 25 hingga 40 meter dengan lebar sekitar 1,3 hingga 1,5 meter.
Setiap perahu diawaki oleh puluhan pendayung, yang disebut "anak pacu," dengan jumlah bisa mencapai 40 hingga 60 orang, termasuk seorang komandan atau "tukang onjai" dan beberapa "tukang pinggang" yang memberi irama dan semangat.
Festival ini biasanya diselenggarakan setiap tahun pada bulan Agustus, bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dan puncaknya digelar di Tepian Narosa, Teluk Kuantan.
Pacu Jalur telah secara resmi diakui dan dimasukkan ke dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 oleh Kementerian Pariwisata. Langkah strategis ini diharapkan mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan hingga 30% dan menciptakan perputaran ekonomi lokal yang substansial, diperkirakan mencapai Rp75 miliar.
Meskipun festival ini secara fisik diselenggarakan di Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Pekanbaru memegang peran krusial sebagai gerbang utama bagi para pelancong. Status Pekanbaru sebagai satu-satunya kota di provinsi tersebut yang memiliki bandara menjadikannya titik masuk yang tak terhindarkan bagi wisatawan yang ingin menyaksikan kemeriahan Pacu Jalur.
Fenomena viralitas Pacu Jalur di media sosial, khususnya TikTok, menjadi faktor pendorong utama di balik peningkatan jumlah wisatawan ini. Konten-konten digital yang menampilkan kemegahan dan keunikan tradisi ini telah menarik perhatian luas, terutama dari generasi Z yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap perpaduan antara budaya dan konten digital yang menarik.
Hal ini sejalan dengan tren Gen Z yang diungkapkan oleh Agoda. Mereka cenderung mencari pengalaman perjalanan yang autentik dan dapat dibagikan secara daring.
Data terbaru dari Agoda mengkonfirmasi tren positif ini. Berdasarkan analisis pencarian akomodasi antara 1 Mei hingga 15 Juli 2025, untuk periode check-in dari 1 Juli hingga 30 September 2025, tercatat adanya kenaikan total pencarian sebesar 33% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year).
Lebih rinci, perjalanan domestik menuju Pekanbaru melonjak sebesar 35%, menunjukkan antusiasme yang luar biasa dari wisatawan dalam negeri. Sementara itu, perjalanan internasional ke Pekanbaru juga mengalami peningkatan, meskipun lebih moderat, sebesar 13%.
Peningkatan angka-angka ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan promosi budaya lokal tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang nyata bagi masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya. Industri perhotelan, transportasi, kuliner, dan sektor-sektor terkait lainnya merasakan langsung manfaat dari lonjakan kunjungan wisatawan ini.
Dengan terus masuknya Pacu Jalur dalam agenda pariwisata nasional dan dukungan kuat dari promosi digital, diharapkan Pekanbaru akan terus menjadi destinasi menarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman budaya yang unik dan tak terlupakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
