Jakarta: Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo mengatakan proyek kereta Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek ditargetkan beroperasi mulai Agustus 2022. Nantinya tarif dasar LRT Jabodebek dipatok sebesar Rp15 ribu.
"Operasional dari LRT Jabodebek ditargetkan dapat dimulai pada Agustus 2022, yang kemudian beroperasi secara penuh menggunakan Grade of Automation (GoA) level 3 pada akhir 2022," kata Dirut KAI (Persero) Didiek dalam diskusi Persiapan Operasional LRT Jabodebek di Jakarta, Rabu, 19 Januari 2022.
Didiek menjelaskan LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan GoA level 3. Sistem pengoperasian kereta ini berbasis komunikasi, sehingga dapat memproyeksikan jadwal secara otomatis, serta dikendalikan secara otomatis pula dari pusat kendali operasi.
Adapun GoA level 3 adalah tingkat otomasi operasional kereta dimana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis. Namun demikian, mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan.
"Ini merupakan proyek perkeretaapian pertama di Indonesia yang beroperasi driverless, di mana hal itu teknologi terdepan di bidang sinyal sistem perkeretaapian," ujarnya.
Adapun total investasi dalam pembangunan proyek yang dimulai sejak 2015 tersebut mencapai Rp32,5 triliun. Ia berharap kehadiran LRT Jabodebek dapat menjadi alternatif moda transportasi massal yang efisien dan modern.
"Diharapkan mampu mengurai kemacetan, emisi, penggunaan BBM dan penghematan waktu perjalanan. Selain itu juga mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
"Operasional dari LRT Jabodebek ditargetkan dapat dimulai pada Agustus 2022, yang kemudian beroperasi secara penuh menggunakan Grade of Automation (GoA) level 3 pada akhir 2022," kata Dirut KAI (Persero) Didiek dalam diskusi Persiapan Operasional LRT Jabodebek di Jakarta, Rabu, 19 Januari 2022.
Didiek menjelaskan LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan GoA level 3. Sistem pengoperasian kereta ini berbasis komunikasi, sehingga dapat memproyeksikan jadwal secara otomatis, serta dikendalikan secara otomatis pula dari pusat kendali operasi.
Adapun GoA level 3 adalah tingkat otomasi operasional kereta dimana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis. Namun demikian, mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan.
"Ini merupakan proyek perkeretaapian pertama di Indonesia yang beroperasi driverless, di mana hal itu teknologi terdepan di bidang sinyal sistem perkeretaapian," ujarnya.
Adapun total investasi dalam pembangunan proyek yang dimulai sejak 2015 tersebut mencapai Rp32,5 triliun. Ia berharap kehadiran LRT Jabodebek dapat menjadi alternatif moda transportasi massal yang efisien dan modern.
"Diharapkan mampu mengurai kemacetan, emisi, penggunaan BBM dan penghematan waktu perjalanan. Selain itu juga mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
