"Dari neraca kita yang ada, yakni Januari hingga Desember 2022, insyaAllah semua kebutuhan pangan kita dalam kondisi aman dan cukup. Kementan bersama kementerian lain, termasuk Bapanas, akan terus menjaga 12 komoditas yang ada," ujar Mentan SYL, dikutip siaran pers, Rabu, 19 Oktober 2022.
Dijelaskan oleh Mentan, perintah utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengelola pangan yaitu meningkatkan produksi dan membangun kolaborasi yang intensif dengan Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, maupun para petani dan pemerintah daerah.
"Saya dan Pak Arief (Bapanas) harus selalu bersama-sama dalam membangun pangan ini. Tentu bukan pekerjaan mudah, tetapi perintah Bapak Presiden (Jokowi) yang paling penting adalah membangun kolaborasi intensitas. Semua jajaran harus sama-sama mempersiapkan ketersediaan pangan Indonesia," katanya.
Presiden, kata SYL, secara khusus meminta agar laporan dan update mengenai pangan selalu tersaji setiap saat. Alasan ini karena semua negara di dunia tengah mengalami hal yang sama, yaitu krisis pangan dan energi dunia. Krena itu, Jokowi meminta semua jajaran terkaitnya untuk melalukan pengecekan lapangan.
"Presiden mengecek pangan minimal setiap dua minggu, satu kali. Bahkan Presiden mengecek langsung dalam pertemuan maupun telepon. Oleh karena itu memang ada 12 komuniti pangan yang harus kita jaga sehingga betul-betul ini menjadi konsentrasi semua menteri," katanya.
Adapun 12 komoditi yang dimaksud adalah komoditas beras, minyak goreng, cabai, bawang, gula, daging, telur, ayam potong sampai dengan kedelai. Meski demikian, empat di antaranya berasal dari impor yakni kedelai, daging, gula, dan bawang putih.
Khusus beras nasional, Indonesia memiliki stok beras sebanyak 10,15 juta ton per April 2022. Angka tersebut kemungkinan besar akan bertambah seiring panen petani di sejumlah daerah yang terus berlangsung.
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi pada 2022 akan meningkat. Berdasarkan metode Kerangka Sample Area (KSA) yang digunakan oleh BPS, produksi padi tahun ini mencapai 55,67 juta ton gabah kering giling (GKG). Bila perkiraan BPS tersebut tepat maka akan ada peningkatan sebesar 1,25 juta ton GKG. Bila dikonversikan, maka produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk pada tahun ini diperkirakan sebanyak 32,07 juta ton.
Dengan demikian, BPS memperkirakan luas panen padi dalam tiga bulan ke depan, Oktober-Desember, mampu mencapai 1,91 juta hektare (ha), meningkat 0,27 juta ha atau naik 16,45 persen. Angka tersebut jauh lebih baik dibandingkan realisasi luas panen periode tahun lalu yang hamya 1,64 juta ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News