"Secara volume turun tapi secara rasio meningkat khususnya jumlah kargo kalau dibandingkan tahun normal di 2019," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio dalam Public Expose secara virtual, Senin, 20 Desember 2021.
Ia menambahkan volume angkutan kargo naik menjadi 155,72 juta kg dari posisi kuartal yang sama tahun lalu sebesar 119,2 juta kg. Jumlah volume kargo tersebut didominasi oleh rute internasional.
"Pergerakan kargo seperti yang kita harapkan dan di kuartal berikutnya pasti akan lebih baik karena ada relaksasi PPKM," ungkap dia.
Dari sisi pendapatan penumpang, GIAA mencatatkan kenaikan 5,5 persen secara tahunan atau menjadi USD375,2 juta. Pendapatan penumpang mengalami kenaikan karena meningkatnya kepercayaan masyarakat untuk kembali terbang.
Hal ini mendorong kinerja keuangan Garuda dalam sembilan bulan terakhir dengan posisi terakhir revenue sebesar 568 juta dibandingkan Agustus 2021.
Begitu pula dengan kinerja operasional yang ikut membaik seiring dengan peningkatan jumlah penumpang sebesar 83 persen dari 115 ribu pax menjadi 211 ribu dengan SLF 36 persen.
"Peningkatan trafik penumpang mampu meningkatkan revenue dari 39 juta per bulan menjadi 51 juta per bulan," tambah dia.
Sebelumnya, Garuda Indonesia memperluas jaringan pengiriman kargo ke wilayah Eropa dan Amerika dengan melayani sebanyak 16 destinasi seperti Los Angeles, New York, Dallas, Atlanta, London, Brussels, Frankfurt, dan kota-kota lainnya melalui kerja sama dengan 10 airline partner.
Jumlah kargo yang diangkut pada penerbangan internasional Garuda Indonesia tumbuh sebesar 90 persen dibandingkan dengan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
