Panen dilakukan di lokasi program Kementerian Pertanian (Kementan), Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT), di Pesisir Pantai Selatan Cilacap.
Panen yang berlangsung pada Sabtu, 26 September 2020, itu diikuti oleh Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) Warjito, mewakili Kementan.
Dari total 500 ha lahan GPOT, panen masih berlangsung hingga saat ini dengan luas panen 300 ha. Warjito menyebut panen kali ini merupakan peran insan pertanian, terutama para petani sebagai pahlawan pangan, didukung stakeholder terkait.
Kegiatan ini merupakan hasil dari kegiatan tanam yang dilakukan serempak dengan pencanangan GPOT oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dan Bupati Cilacap, Juni lalu.
“Alhamdulillah, kita petik hasilnya hari ini. Meskipun bangsa kita sedang dilanda pandemi covid-19, petani di sini mampu bertahan, bahkan bisa terus berproduksi,” ucap Warjito, dikutip keterangan tertulis, Senin, 28 September 2020.
Warjito sangat mengapresiasi kolaborasi petani, penyuluh, mantri tani, petugas dinas, dan seluruh jajaran instansi pertanian yang terus berjuang dan aktif mengambil bagian dalam mendukung pelaksanaan program pemenuhan kebutuhan pangan nasional.
Secara terpisah, Koordinator Penyuluh di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gandrungmangun, Santoso mengucapkan syukur atas keberhasilan kegiatan percepatan tanam. Ia mengakui panen padi jarang mereka temui di MT II.
"Kalau tahun-tahun sebelumnya, lahan sering terdampak rob. Kebanyakan di sini mundur jadwal tanam, bahkan terkadang membiarkan lahan bera (tanah dalam kondisi istirahat),” ujarnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Ermawati mengatakan program peningkatan produksi padi, jagung maupun kedelai terus digaungkan dengan memanfaatkan bantuan benih label ungu varietas Inpari 42.
“Kami sekarang mulai gunakan varietas ini untuk mengantisipasi rendahnya produksi. Sebab, di sini sudah turun temurun petani menggunakan varietas lokal. Mudah-mudahan mampu mendongkrak produksi jika bisa beralih ke varietas unggul ini,” ujarnya.
Sementara itu, penanggungjawab kegiatan GPOT Cilacap sekaligus Kabid Informasi dan Jaringan Laboratorium BBPPMBTPH Trimartini menyatakan peningkatan provitas padi menjadi salah satu strategi dalam mempersiapkan pangan.
Penggunaan VUB Inpari 42 mampu memberikan hasil lebih baik dibandingkan varietas lain yang pernah dicoba di lahan terdampak banjir rob tersebut. Hasil ubinan dilakukan di dua titik sangat menggembirakan, dengan hasil rata-rata produktivitas sekitar 9,79 ton GKP per ha.
"Harapannya, kegiatan GPOT ini terus berlanjut dengan pendekatan korporasi. Kami mengusulkan perlunya pendampingan permodalan dan dikawal langsung Bank BPD Jateng, khususnya bagi para petani yang berada di kecamatan Gandrungmangun ini," kata Trimartini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News