Sementara sisanya masih dalam proses persiapan serta pemasangan sejumlah perangkat pendukung. Region Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Sumbagsel, Dewi Sri Utami mengatakan, digitalisasi akan memberikan kemudahan layanan kepada konsumen.
Konsep digitalisasi merekam seluruh data transaksi dan stok SPBU secara akurat. Data tersebut nantinya dapat dipantau melalui sistem yang bisa diakses oleh pemerintah seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas.
"Sistem ini terintegrasi secara nasional, sehingga kantor pusat dapat memonitor keseluruhan proses penyaluran BBM secara langsung, terutama data penyaluran BBM bersubsidi dan penugasan. Sehingga dapat meningkatkan pengawasan penyaluran BBM termasuk BBM bersubsidi agar tepat sasaran sekaligus melakukan pendataan konsumsi," kata Dewi dalam keterangan resmi, Jumat, 11 September 2020.
Dengan program digitalisasi ini, Pertamina bisa langsung mengetahui SPBU yang kehabisan bahan bakar, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan upaya pengiriman BBM ke SPBU bersangkutan. Digitalisasi juga mewujudkan cashless payment antara Pertamina dengan pemilik SPBU, serta pemilik SPBU dengan konsumen.
"Tujuan utama sistem ini adalah pendataan secara menyeluruh, sehingga Pertamina dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen secara maksimal. Pertamina dapat memantau stok BBM di tangki penyimpanan SPBU, jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan revenue penjualan BBM," pungkas Dewi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
