Pasalnya, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan, pemilik proyek PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menyepakati pembelian listrik dari PT PLN (Persero). Sehingga masalah kelistrikan yang sebelumnya menjadi kendala dalam proyek, sudah teratasi.
"Feronikel Halmahera Timur kabar baik, suplai listriknya akan tersedia tahun ini," kata Hendi dalam paparannya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR-RI, Rabu, 16 Februari 2022.
Hendi mengungkapkan, dengan masuknya pasokan listrik, maka smelter tersebut bisa berproduksi pada kuartal keempat tahun ini.
"Mungkin menuju akhir kuartal keempat tahun ini sehingga Insyaallah tahun depan sudah full optimum kapasitas pengoperasiannya," ucapnya.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke smelter feronikel milik Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan kebutuhan listrik Antam sebesar 75 MW itu akan dipenuhi selama 30 tahun ke depan.
"Kami menyiapkan kapasitas lebih besar, yaitu 111 MW untuk menjamin keandalan pasokan dan mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan smelter Antam ke depan," ujarnya.
Rencananya, pasokan listrik ini akan terbagi menjadi dua tahap. Pertama, selama enam bulan ke depan PLN akan memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 51 MW. Kedua, setelahnya PLN selama 12 bulan akan menyelesaikan pasokan listrik sebesar 60 MW untuk keperluan listrik sepenuhnya pabrik feronikel.
PLN akan mendatangkan dua mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dual fuel system dari wilayah Sumatra Selatan sebesar 51 MW dan Jambi sebesar 60 MW untuk dibawa ke Halmahera Timur, sehingga bisa mengoptimalkan pasokan listrik untuk smelter Antam.
Menurutnya, ada beberapa daerah yang saat ini kelebihan pasokan listrik, sehingga pembangkit itu underutilize dan bisa digunakan untuk smelter feronikel milik Antam di Halmahera Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
