"Kami juga telah melakukan kerja sama dan komunikasi intens dengan MIND ID, PT Freeport, dan Kementerian ESDM, MoU-nya sudah diteken antara investor dengan pemerintah," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat agenda halal bihalal virtual, Jumat, 28 Mei 2021.
Bahlil menjelaskan investor untuk pembangunan fasilitas peleburan tembaga di Fakfak, Papua Barat itu pun sudah. ENFI merupakan perusahaan milik negara yang berkantor pusat di Beijing Tiongkok, yang bergerak di bidang penyediaan teknologi smelter, pembangunan industri smelter, khususnya tembaga, nikel, aluminium, dan logam non-besi.
ENFI telah menunjuk PT Rasamala Metallurgy Indonesia (RMI) selaku liason atau perwakilan di Indonesia. "Investornya sudah ada kemungkinan Juni ini kami bisa melakukan langkah-langkah peninjauan lapangan," ucap Bahlil.
"Kemudian insyaAllah kami targetkan mulai diakhir bulan ini kami bisa running atau paling lambat di 2022 awal sudah bisa jalan," imbuh Bahlil.
Ia berharap adanya smelter yang merupakan cita-cita kebanyakan anak Papua ini bisa mendorong dan menciptakan ekonomi baru.
"Jadi kita ingin industri itu menciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Kita ingin papua juga menjadi bagian integral dari pada negara Indonesia yang bisa menciptakan kawasan ekonomi baru," jelas Bahlil.
ENFI akan menggelontorkan investasi sebesar USD2,3 miliar dalam dua tahap, untuk pembangunan smelter di Fakfak tersebut. Kemudian pada Mei 2021, tim teknis ENFI akan mengunjungi Indonesia guna melakukan studI kelayakan (feasibility study) serta membahas secara teknis kelanjutan proyek ini, dengan BKPM, PT Freeport Indonesia, dan MIND ID.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
