Menurut Jokowi, hal ini menjadi suatu tantangan lantaran 90 tahun lamanya pengelolaan Blok Rokan dilakukan oleh Chevron.
"Kita ditantang untuk membuktikan kemampuan kita, jangan sampai produktivitas Blok Rokan menurun justru setelah kita kelola sendiri," kata Jokowi dalam video berdurasi satu menit, sehari setelah proses alih kelola Blok Rokan, Rabu, 11 Agustus 2021.
Jokowi meyakini seluruh tim Pertamina dapat bekerja keras agar dapat menjaga keberlanjutan Blok Rokan sebagai penopang produksi minyak nasional serta meningkatkan kemanfaatan untuk daerah.
"Saya percaya bahwa Pertamina mampu mengelola Blok Rokan ini," ucapnya.
Berdasarkan data saat ini, Pertamina melalui Pertamina Hulu Rokan mengelola wilayah kerja dengan luasan sekitar 6,453 km2 dengan 10 Lapangan utama yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, Pager. Blok Rokan membentang di lima Kabupaten Provinsi Riau yakni Kabupaten Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu dan Rokan Hilir.
Blok minyak strategis ini, merupakan terbesar kedua di Indonesia dengan target produksi minyak 2021 sekitar 165 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional.
Pertamina sebelumnya juga telah menyampaikan komitmennya untuk mempertahankan produksi pasca alih kelola dengan melakukan pengeboran yang telah ditetapkan dalam kurun waktu Agustus-Desember 2021 sebanyak 161 sumur yang terdiri dari 84 sumur baru dan 77 sumur eks Chevron. Selanjutnya pada 2022 direncanakan akan ada tambahan kurang lebih sebanyak 500 sumur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
