Penandatanganan antara Krakatau Steel, Pertamina Power, dan IGNIS Energy Holdings untuk pengembangan EBT. Foto: Dokumen Krakatau Steel.
Penandatanganan antara Krakatau Steel, Pertamina Power, dan IGNIS Energy Holdings untuk pengembangan EBT. Foto: Dokumen Krakatau Steel.

Krakatau Steel Jajaki Pengembangan EBT dengan Pertamina Power dan Perusahaan Spanyol

Annisa ayu artanti • 18 Oktober 2022 15:54
Bali: PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan PT Pertamina Power Indonesia dan IGNIS Energy Holdings melakukan penandatanganan Perjanjian Studi Bersama (PSB) pengembangan Blue & Green Hydrogen dan Energi Baru & Terbarukan (EBT) di wilayah Industri Krakatau Steel.
 
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dengan Chief Executive Officer (CEO) PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro dan Chief Executive Officer IGNIS Energy Holdings Antonio Sieira Mucientes, serta disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury serta Direktur Strategi. Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina Salyadi Dariah Saputra.
 
Silmy menjelaskan penandatanganan PSB ini merupakan tahap awal penjajakan terkait potensi produksi blue dan green hydrogen untuk kawasan industri, penyediaan energi bersih dan potensi kerja sama lainnya yang dapat melibatkan Krakatau Steel dan Group.
 
Baca juga: Butuh Dana hingga Triliunan, Menteri ESDM Ajak Mitra untuk Transisi Energi 

"Feasibility Study akan dilakukan setelah terbentuknya tim gabungan PSB dan kami pun akan segera menyusun roadmap pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel,” kata Silmy, Selasa, 18 Oktober 2022.

Silmy menjelaskan, ketiga entitas akan bersama-sama melakukan penyusunan pre-feasibility study dan feasibility study untuk membangun blue dan green hydrogen plant di wilayah industri Krakatau Steel yang terintegrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) lepas pantai dan PLTS.
 
Pengembangan blue dan green hydrogen plant tersebut diperkirakan akan memproduksi listrik hingga 500 MWp hingga1,5 GWp dengan potensi penyimpanan CO2 sebesar 61 million metric ton.
 
"Kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan Krakatau Steel mengkaji pengembangan green industrial port melalui penyediaan energi terbarukan. Ada beberapa potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan, antara lain wind power, PLTS, serta hydrogen bersih," jelas CEO PT Pertamina Power Indonesia Dannif Danusaputro.
 
Lebih lanjut Silmy menambahkan, PSB ini akan dimulai pada November 2022 dengan target penyelesaian studi selama empat bulan. 
 
"Dengan pihak-pihak yang memang ahli di bidangnya, saya yakin pengembangan EBT di Kawasan Industri Krakatau Steel akan menjadi sebuah nilai tambah bagi Krakatau Steel dan Group yang mengusung pengembangan Green Steel maupun Green Industrial Port untuk ke depannya," ucap Silmy.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan