Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah ini menyebut penguatan keuangan syariah menjadi salah satu misi yang tertuang dalam visi MES di periode 2021-2023. Visi tersebut selaras dengan peta jalan atau masterplan ekonomi syariah Indonesia 2019-2024 yang diterbitkan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.
"Keselarasan ini penting untuk menciptakan harmonisasi dan sinergi upaya mengembangan ekonomi dan keangan syariah nasional secara terintegrasi," kata Erick dalam webinar Era Baru Pembiayaan Syariah di Indonesia, Rabu, 17 Maret 2021.
Ia menjelaskan strategi untuk memanfaatkan potensi keuangan syariah di Tanah Air dapat dilakukan dengan cara pemberdayaan umat melalui kolaborasi bersama komunitas ataupun kelompok keagamaan seperti perhimpunan pesantren atau Dewan Masjid Indonesia.
Indonesia disebut memiliki populasi muslim terbesar dunia, maka 2025 Indonesia akan memiliki 184 juta penduduk populasi muslim dewasa. Dari jumlah tersebut, 50 persen lebih merupakan kalangan menengah atas dan mayoritas bekerja di sektor swasta.
"Ini menjadi potensi besar bagi penyedia layanan syariah untuk meningkatkan industri tersebut (keuangan syariah)," tutur dia.
Adapun aset perbankan syariah meningkat sebesar 10,9 persen di 2020. Jumlah itu tumbuh di atas pertumbuhan aset perbankan konvensional yang sebesar 7,7 persen. Kemudian dana pihak ketiga (DPK) meningkat 11,56 persen, unggul tipis dari pertumbuhan DPK perbankan konvensional yang sebesar 11,49 persen.
Dari sisi pembiayaan, perbankan syariah mencatat pertumbuhan sebesar 9,42 persen, jauh di atas perbankan konvensional yang hanya 0,55 persen. Selain itu, dari sisi market share pasar modal telah mencapai 17,39 persen.
Perkembangan jumlah koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah yang telah mencapai 4115 unit. Kemudian koperasi jasa keuangan sebanyak 75 unit yang membantu dan membina usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
