Permasalahannya bukan hanya pada akhir pengerjaan, tetapi dari awal dicetuskannya proyek transportasi massal tersebut.
"LRT ini memang pembangunannya itu banyak masalah sebenarnya karena apakah ini mau dibikin kerja sama dengan luar, impor barang atau tidak," kata Luhut dalam akun Instagram, Senin, 28 Agustus 2023.
Luhut pun menceritakan sejarah pengerjaan proyek LRT Jabodebek tersebut. Sejak 2017 ia diminta Presiden Joko Widodo untuk membantu mengerjakan proyek dengan anggaran Rp32,6 triliun itu.
"2017 saya ditunjuk untuk membantu proyek ini, tapi sebenarnya lebih tepatnya 2019. Pak Erick Thohir sudah lihat gonjang-ganjingnya terus datang ke saya, terus kemudian presiden minta saya untuk membantu mengerjakan itu," ungkap dia.
| Baca juga: Catat! Ini 6 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Naik LRT Jabodebek |
Saat itu, lanjut Luhut, iya kukuh untuk menggunakan seluruh komponen dalam negeri dalam pengerjaan LRT Jabodebek. Luhut pun menghubungi Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro untuk meminta masukan dan menggunakan INKA untuk pengerjaan train set.
"Nah saya bilang ke Prof. Satryo bisa nggak anak Indonesia bisa buat ini. Nah yang jago jago dikumpulkan di INKA jadilah kerja sama konsorsium itu," tutur dia.
Pengerjaan LRT tidak mudah
Namun Luhut juga mengakui, dalam perjalanannya pengerjaan LRT Jabodebek memang tidak gampang. Masih ada pro dan kontra mengenai impor.Meski demikian, Luhut tidak gamang, ia tetap berpendirian pengerjaan LRT Jabodebek harus dibuat oleh anak negeri.
"Tapi saya bersikukuh harus buatan dalam negeri saya lapor presiden dan presiden setuju, tapi saya bilang kurang sana sini pak, tapi kalau kita tidak mulai ya kapan kita mau bisa pakai buatan anak-anak bangsa," ujar dia.
Salah satu permasalahan pengerjaan proyek LRT Jabodebek adalah mengenai trainset dan software. Luhut pun tidak memungkiri hal tersebut. Oleh sebab itu terjadi kemunduran peresmian LRT Jabodebek yang dilakukan hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
