Menteri Perdagangan M. Lutfi mengamati kedua sektor tersebut memiliki pangsa pasar yang besar, tidak hanya di lingkup domestik dan regional, tetapi juga global.
"Dalam bayangan kita pada saat ini, ada dua pasar utama yang bisa kita kerjakan yaitu islamic fashion, Indonesia Islamic Fashion dan kedua adalah industri halal Indonesia," kata Lutfi saat konferensi pers rapat kerja Kementerian Perdagangan, Kamis, 4 Maret 2021.
Untuk mengimplementasikan sasaran tersebut serta meningkatkan kinerja ekspor, Lutfi mengungkapkan pihaknya akan membentuk badan khusus penunjang ekspor. Dewan penunjang ekspor akan spesifik mempelajari dan mengeksekusi pasar-pasar yang dianggap potensial.
"Kemudian salah satu yang menjadi bagian penting dalam pengembangan produk nasional juga adalah bapak presiden mengamanatkan kita untuk mempunyai suatu badan penunjang ekspor," ujarnya.
Adapun pembentukan badan penunjang ekspor akan dikaji lebih dalam bersama Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dan dalam rapat kerja yang diadakan hari ini dan besok.
Seperti diketahui perkembangan jumlah umat muslim dunia menjadi salah satu pemicu utama yang mendorong pertumbuhan industri fesyen muslim.
The State Global Islamic Economy Report 2020/2021 melaporkan, konsumsi fesyen muslim dunia pada 2019 sebesar USD277 miliar, sedangkan konsumsi fesyen muslim dunia pada 2024 diproyeksi mencapai USD311 miliar.
Sementara konsumsi fesyen muslim Indonesia pada 2019 senilai USD16 miliar. Indonesia merupakan negara terbesar kelima di dunia setelah Iran, Turki, Saudi Arabia, dan Pakistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
