Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan usulan angka subsidi ini mempertimbangkan asumsi kurs sebesar Rp13.700-Rp14.900 per USD, serta harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD40-USD50 per barel.
"Usulan subsidi listrik RAPBN 2021 Rp50,31 triliun-Rp54,98 triliun," kata Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Juni 2020.
Jika dibandingkan dengan alokasi subsidi listrik tahun ini yang sebesar Rp50,31 triliun hingga Rp54,98 triliun, maka batas atas usulan subsidi pada tahun depan tidak berubah signifikan. Namun, kata Arifin, subsidi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan outlook hingga akhir 2020 yang sebesar Rp58,18 triliun.
Hal tersebut dipengaruhi oleh penguatan kurs yang tahun depan diperkirakan lebih kuat. Adapun realisasi hingga Mei sebesar Rp15,64 triliun. "Dari kurs yang lebih baik, lebih kuat," tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang ini.
Menurutnya usulan kebijakan subsidi listrik tahun depan ditujukan bagi seluruh pelanggan rumah tangga daya 450 volt ampere (VA) dan rumah tangga miskin, serta tidak mampu daya 900 VA dengan memacu pada data terpadu program fakir miskin (DTPPFM). Kemudian usulan subsidi listrik tahun depan juga mempertimbangkan penguatan jaringan tenaga listrik dan peningkatan pelayanan penyediaan tenaga listrik.
"Subsidi listrik tahun depan juga ditujukan untuk peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk daerah yang memiliki potensi energi terbarukan," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
