"Harga cengkeh terus bergerak naik, dan saat ini sudah menembus angka Rp100 ribu per kg," kata Ray Sumual, petani cengkih asal Minahasa Selatan, dilansir dari Mediaindonesia.com, Rabu, 9 Juni 2021.
Ray mengatakan ini merupakan kabar baik bagi petani cengkeh di Sulut, namun sayangnya stok di tangan petani hampir tidak ada lagi. "Banyak petani yang langsung menjual cengkehnya saat panen raya 2019 lalu, karena harus menutupi biaya buruh dan sebagainya," katanya.
Dia mengatakan, apalagi tahun ini hampir tidak ada panen cengkeh, sehingga dipastikan stok di tangan petani tidak ada.
Kabid Dagri Disperindag Sulut Ronny Erungan mengatakan akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan harga komoditas di Sulut. "Kami berharap harga komoditas unggulan Sulut akan terus berpihak kepada petani," jelasnya.
Kepala Dinas Perkebunan Daerah Sulut Refly Ngantung menyebutkan, kebutuhan cengkeh nasional setiap tahunnya mencapai 120 ribu ton, sebesar 90 persennya diolah untuk bahan campuran pembuatan rokok.
"Cengkeh itu mekanisme pasar berlaku," katanya.
Sebelum adanya covid-19, harga cengkih masih bertahan di angka Rp70 ribu per kg, namun seiring turunnya produksi rokok, ikut mengantar turunnya harga cengkih. Sekarang, saat kebutuhan naik, produksi sedikit, maka pasti harga jualnya pun semakin naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News